Lelaki ini punya pekerjaan paling buruk sedunia
Gula77 - Hasan Munir Jakal mengusap keringat dari alisnya sebelum kembali menggali tanah dengan sekop di tangannya. Dia belum makan dua hari dan belum istirahat. Tapi dia harus menyelesaikan pekerjaannya.
Sebelum perang pecah, Jakal adalah pekerja konstruksi di Kota Aleppo, Suriah. Kini dia bekerja sebagai penggali kubur di dekat rumahnya di Bustan al-Qasr. Sudah ratusan orang tewas akibat perang di kotanya antara pasukan rezim pemerintah Basyar al-Assad didukung Rusia melawan kelompok pemberontak. Lahan pemakaman di sebelah timur Aleppo sudah tidak muat lagi menampung jenazah, tapi pekerjaan menggali kubur tak pernah berhenti.
Pria 51 tahun itu sudah menyaksikan seluruh tragedi di sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir ketika pasukan pemerintah dan Rusia menggempur Aleppo untuk menumpas pemberontak.
Jakal sering bekerja tengah malam dibantu penerangan dari bom fosfor. Dia juga terpaksa bersembunyi ketika bangunan di sekitarnya hancur akibat serangan udara. Dia melihat orang datang dan pergi dalam kesedihan karena orang yang mereka cintai tewas. Tapi pekerjaan Jakal tak pernah berhenti.
Bagi penggali kubur di Aleppo, tak ada waktu buat istirahat. "Pekerjaan ini sungguh bikin menderita, kerja keras dan terus kerja keras. Tidak jarang saya mengubur 10-20 jasad setiap hari," ujar Jakal kepada Middle East Eye.
⠀
"Bulan lalu kami bekerja saat serangan tengah berlangsung. Kami bisa saja mati ketika sedang mengubur jenazah dan terbujur di samping mayat, tapi kami terus menggali. Kami punya tugas."
⠀
Kawasan sebelah timur Aleppo adalah wilayah yang dikuasai pemberontak. Sejak gagalnya gencatan senjata bulan lalu serangan seolah tak pernah berhenti. Bom berjatuhan, bangunan roboh, hancur seketika.
Seperti dikutip Middle East Eye, Jumat (7/10), mencari lahan buat menguburkan mereka yang tewas kini makin sulit. Taman kota kini sudah berubah menjadi lahan pemakaman tapi selalu saja tanah masih kurang.
⠀
"Kondisi ini sulit dijalani, di tengah segala kehancuran ini, saya membayangkan, kapan giliran saya, di mana dan seperti apa? Apakah saya akan terkubur di bawah reruntuhan? Ini adalah pertanyaan bagi setiap warga yang masih hidup"
No comments: