Gara-Gara Pai Daging Babi, Pria Ini Dicurigai Keamanan Bandara

Ilustrasi Penerbangan

Gula77 - Kejadian lucu sekaligus memprihatinkan menimpa seorang pria asal Wigan, Inggris,, Norman Pearson. Gara-gara pai daging babi, Pearson mendapat masalah ketika barang bawaannya melewati alat pemindai di bandara Manchester.

Ketika peristiwa itu terjadi, pria berusia 69 tahun itu diketahui membawa serta pai daging babi di antara pakaian-pakaiannya. Seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (29/9/2016), kala itu Pearson akan terbang ke Spanyol untuk berlibur.

Pria paruh baya itu mengatakan ia telah sangat teliti mematuhi aturan penerbangan terkait jumlah cairan yang diizinkan ikut serta dalam penerbangan. Pearson tak sanggup menutup rasa malunya ketika alat pemindai berbunyi dan petugas mulai membongkar barang-barang bawaannya untuk mencari benda terlarang.

Roy, saudara Pearson, menjelaskan bahwa ternyata air yang terkandung dalam daging babi yang berukuran cukup besar itu telah terdeteksi sebagai cairan.

Ilustrasi Pai Dagng Babi

"Mengetahui hal lucu tersebut di mana air yang terkandung dalam daging tak bisa diekstraksi dari pai, akhirnya pihak keamanan bandara mengizinkan Pearson dan pai-nya untuk melanjutkan perjalanan. Mereka mengucapkan 'bon appetit'--bahasa Italia untuk mengucapkan selamat menikmati," kata Roy kepada Manchester Evening News.

Ditambahkan Roy, sebelum berangkat, Pearson telah lebih dulu membeli pai daging babi di toko lokal. Ia memang dikenal sebagai pencinta makanan tersebut.

"Pearson dan pai daging babi adalah 'teman perjalanan'. Namun ini kali pertama ia memiliki masalah dengan pihak keamanan bandara. Ini tentu menggelitik saya karena ia begitu teliti. Dia bahkan tidak memakai sabuk sehingga harusnya dia bisa melewati prosedur keamanan dengan cepat," jelasnya.

"Petugas keamanan mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Pasti pai itu sangat juicy. Norman adalah seorang Wiganer--julukan bagi penduduk Wigan-- sehingga ia benar-benar penikmat pai. Ia tergila-gila dengan pai," imbuh Roy.

No comments:

Powered by Blogger.